Di tengah isu agama yang semakin hari semakin samar ujungnya, ada kejadian yang cukup mengesalkan pagi itu. Entah di channel radio apa (yang saya pun juga malas untuk cari tahu) tiba-tiba ada seseorang yang khotbah (atau lebih cocok disebut menebar benih kebencian?) dengan mengagung-agungkan agamanya sendiri dan menjelekkan agama lain. Membandingkan isi kitab agamanya dengan kitab-kitab agama yang lain. Mengupas tuntas dengan penuh percaya diri merasa diri paling benar se-galaksibimasakti. Merasa agamanya adalah agama tertua yang terlahir pertama kali. Merasa tokoh-tokoh di kitab agama lain hanya memodifikasi tokoh dari kitabnya dan bla bla bla lainnya. Sebenarnya bisa saja sih membandingkan tanpa menjelekkan tapi kenapa harus menghujat yang lain? Tren ini tidak lekang waktu ya? Dari dulu ada aja yang show off dengan cara ini. Kalaupun memang harus, apakah tidak lebih baik dilakukan dalam forum tertutup? Awalnya saya tidak segera memindah dengan siaran yang lain, saya penasaran sekali dengan isinya. Lama kelamaan panas juga ya di telinga, barulah saya ganti dengan yang lain.
Tiba-tiba saya teringat, obrolan cewek-cewek remaja di sebuah warung makan. "Eh, kamu ga boleh makan babi? Ih, kok aneh banget sih aturannya? Babi khan enaaak... Aneh deh agamamu! Hahahahahahahahaaaa..." Pembicaraan macam apa sih, dek? Kuliah dulu yang bener gih! Kita sama-sama mempercayai bahwa Tuhan yang menciptakan kehidupan dan begitu pula saya mempercayai bahwa setiap inchi perbedaan adalah kehendak Tuhan pula. Meskipun kita tidak bisa menyelami jalan pikiran Tuhan, meskipun kita tidak paham maksud Tuhan apa, yang saya tahu Tuhan Maha Baik. Ia menciptakan segala sesuatu baik adanya dan untuk tujuan yang baik pula. Maka saya bayangkan betapa sedihnya Tuhan saat ini ketika agama dijadikan alat penebar kebencian. Yang paling hits baru-baru ini adalah agama dijadikan alat untuk saling menjatuhkan di panggung politik. Dulu Belanda dikecam, dibilang licik karena menerapkan divide et impera untuk menjajah Indonesia. Sekarang cara itu bahkan dilakukan oleh warga negara kita sendiri. Lucu.
Mengagungkan Tuhan dan agama yang kita yakini adalah suatu hal yang dibenarkan. Namun, jika dibumbui dengan menjelekkan agama yang lain saya rasa itu sudah kelewat batas. Apakah dengan menjelekkan agama lain, Tuhan akan menebus dosamu mencuri barang milik orang lain? Apakah dengan itu, Tuhan akan mengampuni dosamu yang berkali-kali bikin hancur hati orang tuamu? Dan apakah dengan itu, Tuhan lupa akan dosamu yang jarang beribadah karena sibuk dengan urusan duniawi? Saya rasa tidak. Alih-alih menjelekkan agama lain, kamu cukup waktu untuk meluangkan waktu lebih banyak ngobrol sama Tuhan. Jika kamu terlalu sibuk bakar tempat ibadah agama lain, apakah kamu cukup waktu untuk having quality time dengan keluargamu? Jika kamu cukup waktu untuk mencari cacatnya ajaran-ajaran agama lain, berarti sebenarnya kamu cukup waktu untuk lebih banyak membantu orang-orang korban bencana yang saat ini masih butuh uluran tanganmu.
Satu renungan saya dapatkan juga pagi itu melalui group Whatsapp (saya kutip sedikit lalu saya tambahkan beberapa hal), setelah mendengarkan siaran radio kampungan itu :
Tuhan telah mengajarkan cinta kasih. Bukan keinginan membinasakan orang yang tidak sejalan dengan kita. Namun, kobarkanlah semangat yang membangun kehidupan. Hidup berdampingan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain, siap menolong ketika yang lain terjatuh. Hadirkan Tuhan di tengah kehidupan kita. Berkah Dalem :)