Di saat berada di titik puncak kejenuhan dengan pekerjaan yang saya butuhkan hanya kehangatan. Kehangatan dari orang-orang di sekitar saya. Saya selalu berharap bisa mendapat penghiburan dari orang-orang terdekat saya. Tak perlu muluk-muluk, misalnya perhatian-perhatian kecil, perlakuan yang membuat saya merasa dianggap ada, atau pergi ke suatu tempat melupakan sejenak pekerjaan saya. Tinggal jauh dari keluarga rasa-rasanya hal itu sulit untuk saya dapatkan.
Saya egois? Ya, terkadang saya juga berpikir seperti itu. Apakah saya ini terlalu menuntut lebih? Apakah saya ini terlalu manja? Apakah saya ini terlalu berharap ini dan itu? Apakah saya ini terlalu banyak meminta?
Hidup di tengah keluarga yang penuh perhatian membuat saya memiliki gambaran dunia seperti adanya keluarga saya. Hangat dan penuh perhatian. Tak heran jika akhirnya saya terbentuk untuk cenderung memberi perhatian lebih namun di sisi lain juga menuntut perhatian yang lebih juga. Lingkungan yang nyaman memang cenderung menjadi bumerang bagi kita. Terbiasa berada di lingkungan yang nyaman membuat saya memiliki ekspektasi bahwa dunia ini harus juga menawarkan kenyamanan.
Berkali-kali saya berkata pada diri saya sendiri bahwa saya tidak bisa menuntut dunia menjadi apa maunya saya. Saya yang harus banyak menurunkan ego untuk bisa menyesuaikan diri dengan dunia yang serba unpredictable ini. Saya yang terlalu terbiasa dengan dukungan dari orang lain harus belajar untuk bisa memotivasi diri saya sendiri. Setiap jatuh, saya baru akan bersemangat untuk bangun jika ada support dari orang-orang terdekat saya. Sekarang saya harus banyak-banyak melatih diri untuk bisa bangkit sendiri, menghibur diri sendiri tanpa menuntut bantuan dari orang lain.
Ekspektasi yang berlebih biasanya bakal bikin kecewa khan?!
Saya selalu meminta kepada Tuhan supaya saya semakin mandiri dari hari ke hari. Saya selalu memohon supaya Tuhan ingatkan saya setiap saya mulai menuntut perhatian dari orang-orang terdekat saya. Saya selalu berharap, saya cukup kuat untuk menghadapi semua kesulitan sendiri tanpa mengharapkan dukungan di luar diri saya yang saya sendiri saja tidak tahu kapan dukungan itu akan saya dapatkan.
Namun juga sebaliknya, di saat saya butuh kemampuan ekstra untuk memotivasi diri saya sendiri mungkin saja saya tidak sempat untuk mengemis-ngemis waktu kepada orang lain, mencari yang sengaja menghilang, atau menurunkan ego demi ego orang lain. Saya tidak punya waktu. Hati saya pun juga tidak sanggup. Saya sendiri punya tugas besar yang harus segera diselesaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar