Minggu, 23 April 2017

Hujan

Hujan sore ini seolah mengamini tentang perasaanku yang meragu...
Akankah kita tetap menjadi kita yang dulu?
Tuhan, harus berapa kali kubawa pinta dalam doa tiap malam-malamku?
Bahwa aku hanya menginginkan dia untukku...

Hari demi hari telah kita lalui bersama...
Ya, seolah bersama padahal tidak...
Atau seolah tidak padahal selalu bersama?
Ah, entahlah... Aku bingung bagaimana harus menyebutnya...
Meski kadang lidah berkata ku ingin menyerah saja...
Tapi tak sedetikpun hatiku sepaham dengannya...

Bukan, waktu bukan sedang menculikmu...
Ia hanya menjagamu untukku...
Supaya kita merasakan alangkah mendebarkannya rindu...

Bagaimana dengan jarak kini?
Tidak, jarak pun tak ingin menguji...
Karena yang ia yakini, kemanapun masing-masing dari kita melangkah,
di setiap persimpangan jalan kita akan saling ada satu untuk yang lain...

Hujan baru saja berhenti...
Seolah mengisyaratkan bahwa sebaiknya dihentikan saja perasaanku yang meragu ini...
Aku sepakat saja...

Sebutlah namaku setiap kau berbincang dengan Tuhanmu,
dan aku pun akan lakukan hal yang sama...
Jika Tuhan mengamini, maka kita masih boleh merajut harap menjadi sebentuk keyakinan...
Jika tidak? Hmmm... Pertanyaan ini tidak perlu kujawab...
Bukankah baru saja kita sepakat untuk mengakhiri perasaan yang meragu, sayang?
Aku ingin menjadikan kau alasanku untuk selalu pulang...
Hati pasti akan selalu menemukan jalan pulang menuju ke rumah peristirahatannya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar