Kekuasaan itu Tuhan yang kasih, Tuhan yang ambilTidak ada seorang pun bisa menjabat tanpa seizin TuhanJadi semua tidak usah terlalu dipikirkanJangan sedih, Tuhan selalu tahu yang terbaik
Saya mengutip pernyataan Bapak Basuki Tjahja Purnama. Sungguh, di luar dugaan. Seseorang yang kehilangan kekuasaan, wajahnya bisa se-happy beliau. Kalimatnya menyejukkan sekaligus bikin mikir. Apakah selama ini saya pribadi sudah se-legowo itu?
Saya, ketika duduk di bangku Sekolah Dasar
Saya (S) : "Pi, mana lihat rapornya?"
Papi (P) : "Ini" (sambil menyodorkan rapor)
S : "Wah, ranking satu!" (sambil senyum-senyum bangga)
P : "Selamat yaa... Hebat, anak papi bisa ranking 1 lagi... Tetep yang rajin yaa belajarnya sama berdoanya... Jangan sombong, nanti Tuhan ga kasih ranking lagi loh..."
S : "Hehehe..." (sambil angguk-angguk kepala)
Saya, ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama
Saya : "Pi, Polin jadi ketua koperasi loh sekarang..."
Papi : "Hati-hati, dijaga kepercayaan dari temen-temen sama dari Tuhan juga..."
Saya, ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas
Saya : "Bu, lumayan ya Bu meskipun ga dapet juara satu tapi yang penting dapet juara deh..."
Guru Tari : "Alhamdulillah ya, Nduk... Allah masih kasih kita nomeeer... Hehe..."
Saya, ketika duduk di bangku kuliah
Saya (S) : "Romooooo, aduh ini skripsi bisa selesai ngga yaaaa? Mepet nih waktunya..."
Romo Pri (R) : "Pauline, kamu itu jadi orang jangan mudah cemas dan khawatir... Bagianmu adalah berusaha. Sisanya biar Tuhan yang selesaikan. Jika Tuhan berkehendak kamu cepet selesai, pasti selesai. Harus yakin."
S : "Duh, tapi ini tinggal 1 bulan loh, Romo. Saya ga bisa deh kayaknya..."
R : "Tuhan sudah memulai pekerjaan yang belum pernah kamu pikirkan sebelumnya, maka Tuhan juga yang akan selesaikan pekerjaan ini... Ayo, yang semangat!"
Saya, ketika sudah bekerja
Saya (S) : "Pi, kenapa ya Polin udah masukin puluhan lamaran ke hotel ga satu pun panggil Polin? Padahal udah doa tiap hari juga minta kerja di hotel..."
Papi (P) : "Emang Tuhan itu pelayan restoran? Yang harus kasih semua yang kamu pesen?"
S : "Ya tapi pengen bangeeet..."
P : "Kamu jalani dulu kerjaanmu yang sekarang, jangan suka nyepelein... Waktu itu kamu udah terima kerjaan ini, ya harus tanggung jawab..."
Beberapa tahun berikutnya...
S : "Pi, ternyata kerja di hotel ga menantang... Lebih seru di pabrik! Hahahahaaa..."
P : "Kamu jangan mempermainkan Tuhan ya, udah dikasih kerjaan enak gaji enak, ngomongnya gitu..."
Sebenarnya di sepanjang perjalanan hidup sampai hari ini, saya selalu diingatkan oleh orang-orang terdekat bahwa semua terjadi hanya atas kehendak Tuhan. Dan saya yakin, kalian semua pun begitu. Tapi seringkali kita takabur, kita terlalu jumawa semua ini sudah kita miliki, terserah kita mau ngapain. Padahal Tuhan bisa kasih dan ambil semau Dia. Seringkali kita seenaknya nyuruh-nyuruh Tuhan untuk ikutin apa maunya kita, kita sibuk sama shopping list kita sendiri macem Tuhan ini supermarket padahal rencana Tuhanlah yang seharusnya boleh terjadi.
Begitu pun pada umumnya, manusia lupa bahwa semua ini milik Tuhan. Kepandaian, jabatan, harta, hingga keluarga hanyalah titipan. Ibaratnya kalau orang tua kita lagi pergi trus kita diminta buat jagain motor. Kita boleh gunakan motor itu seperlunya, tapi ada keinginan untuk merawat, menjaga jangan sampai motor itu kenapa-kenapa, meskipun sayang dan ada rasa memiliki tapi tetap ingat bahwa motor itu bukan milik kita, hanya titipan orang tua. Nanti ketika orang tua sudah kembali ke rumah, jangan sampai orang tua kecewa karena melihat motornya tidak bersih, mesin bermasalah, dan body motor ada lecetnya. Ada keinginan untuk bisa menyerahkannya kembali dalam keadaan baik. Sama saja dengan semua yang kita punya sekarang. Nanti ketika Tuhan mengambilnya kembali, seharusnya kita dengan ikhlas mengembalikan dengan perasaan bahagia dan lega karena selama ini kita telah menjaganya dengan baik. Andai saja semua orang mengilhami hal itu sebagaimana halnya Pak Ahok, tidak akan ada penyalahgunaan kepandaian, kekuasaan, dan lain sebagainya karena merasa hak kita tidak lebih dari menggunakan seperlunya dan kewajiban kita adalah menjaga dan kelak mengembalikannya dalam keadaan baik pula.
Thank you for reminding me, Pak Ahok! Tetaplah menginspirasi dan jadilah penyejuk di tengah panasnya bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar