Jumat, 11 Desember 2015

Don't Ever Try to Break Someone's Heart

Jangan pernah mencoba untuk mematahkan hati seseorang...
Karena kamu tidak akan pernah mengerti, hal apa yang kamu ambil darinya ketika kamu mematahkan hatinya...

Pendapat itu sebenarnya berangkat dari pengalaman saya sendiri. Dulu pasangan saya beberapa kali selingkuh namun berkali-kali pula saya memaafkannya karena menurut saya, orang berhak kok untuk memperbaiki kesalahannya. Namun, berkali-kali pula saya dikecewakan. Tampaknya harapan saya yang terlalu besar. Dulu saya orang yang sangat cuek. Komunikasi seperlunya, telfon cuma kalau malem, sms seperlunya, tapi pasti setiap hari. Serangkaian kejadian tidak mengenakkan itu akhirnya membuat saya sedikit demi sedikit berubah. Saya lebih sering sms, lebih sering telfon, sampai kepo juga social media-nya. Ternyata perubahan sikap saya, masih dibalas dengan kejadian tidak mengenakkan lainnya. Saya pun semakin menjadi-jadi, udah macem satpam kompleks yang siaga 24 jam ngawasin rumah-rumah penduduk, kalau saya ngawasin pasangan dari macan-macan jahil. Satpam aja pake shift ya? Nah, saya? 24 jam meeeen... Hingga akhirnya ya tetap tidak membuahkan hasil tapi saya puas. Kenapa? Karena dengan berperan layaknya detektif, saya jadi gampang tahu hal yang saya tidak tahu. Hal yang dia ga jujur ke saya.

Pengalaman di atas bikin saya tidak mudah lagi percaya sama siapapun. Saya selalu berpikir bahwa siapapun berpotensi mengkhianati saya dan saya wajib melindungi diri dari itu. Saya pernah mengalami sakitnya seperti apa dan saya berusaha untuk ga akan mau lagi mengalami sakit yang semacam itu. Well, hal ini sudah pasti membuat siapapun tidak nyaman dengan saya. Saya yang cemburuan, saya yang mudah curiga. Pikir saya, yang selalu ngabarin aja bisa selingkuh apalagi yang hemat banget ngabarinnya. Yang super sayang sama saya aja bisa selingkuh kok. Yang luar biasa baiknya sama saya bisa selingkuh. Apalagi kalau saya lagi kurang kerjaan, lagi nganggur. Imajinasi saya langsung melayang tinggi, nuduh yang engga-engga. Makanya keadaan paling berbahaya bagi saya adalah ketika tidak ada sesuatupun yang bisa dikerjakan.

Jika kalian sebut saya sedang menyalahkan keadaan. Ya, lebih kurang memang begitu. Namun biarlah itu jadi urusan saya dengan Tuhan. Saya masih terus mencari cara menyembuhkan diri saya sendiri. Yang ingin saya sampaikan di sini adalah kita sebisa mungkin jangan sampai bikin sakitnya orang karena kita ngga akan tahu efeknya bakal massive atau engga. Misalnya ya kayak cerita di atas, ternyata perlakuan kurang mengenakkan, bikin korbannya jadi "kurang normal". Peduli sedikit, empati sedikit. Kalau ngga mau di-anu-in ya jangan me-anu-i.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar