Minggu, 31 Januari 2016

Teruntuk Kamu Disana yang Sangat Aku Kagumi

Hai kamu yang selalu mengajarkanku kesabaran! Tidak perlu kamu ucapkan, hanya dengan sikapmu yang membuatku selalu belajar... Apakah kamu masih sosok yang sama setelah kita tidak bisa lagi semudah dulu untuk saling berjumpa? Aku berharap begitu.

Terima kasih untuk selalu menomorsatukan keluarga. Terima kasih untuk memilih merawat orang tuamu ketika yang lain memilih untuk sibuk dengan hidupnya sendiri. Terima kasih untuk selalu sabar mendengarkan keluh kesah orang tuamu karena memang seharusnya begitulah sikap anak kepada orang tuanya. Aku sangat tidak keberatan jika waktu kita menjadi tidak banyak karena alasan itu. Bukankah kita sudah sepakat untuk sama-sama berusaha dekat dengan keluarga selagi Tuhan masih memberikan kesempatan? Lihat orang-orang di sana yang memerlukan perjuangan untuk sekedar ingin melepas rindu dengan keluarganya!

Bagi yang lain, mungkin orang-orang seperti kamu akan dicibir "Sumpah, anak mami banget!" "Ih, apaan sih ditelfonin mamanya terus?" "Lu pulang terus deh ke rumah, manja! Suka homesick ya?" "Maleslah pacaran sama orang yang tunduk banget sama mamahnya, ntar aku dikalahin! Ga punya prinsip!"

Tapi buatku, justru ketika kamu menomorsatukan keluarga, aku makin makin makin kagum sama kamu. Pergaulan dan kehidupan baru tidak mengubahmu menjadi orang yang berbeda. Kamu tahu persis kapan kamu memberikan waktumu untuk keluargamu, kapan kamu perlu waktu untuk kehidupanmu sendiri. Kamu juga mengerti benar, kapan kamu taat pada perintah kedua orang tuamu dan kapan kamu harus berusaha mempertahankan prinsipmu serta pilihan hidupmu sendiri dengan cara yang santun.

Sebentar lagi kamu akan menghadapi babak baru dalam karirmu. Mudah-mudahan amanah ini tidak mengubahmu menjadi orang yang tinggi hati. Mudah-mudahan apa yang kamu lakukan selalu untuk Allah serta membawa kebaikan untuk keluarga dan orang-orang disekitarmu. Mudah-mudahan pekerjaan ini tidak membuatmu jauh dari keluarga. Tetaplah menjadi orang yang selalu ada untuk mereka. Jangan pernah berubah.

Ingat, ketika kamu merasa lelah. Aku selalu disini kok. Aku selalu siap untuk menjadi tempat peristirahatanmu sejenak untuk kemudian kembali berlari. Aku tidak keberatan untuk sekedar membasuh peluhmu untuk kemudian kau tinggalkan untuk mengejar mimpimu. Aku selalu bahagia untuk sekedar mendengarkan cerita-ceritamu. Memang hal lain apa yang bisa membuatku yakin bahwa kamu masih mau mengingatku? Tidak ada, hanya itu. Maka, singgahlah sesering kamu mau. Namun, bolehkah aku berharap jika suatu saat nanti kita bisa bebas untuk berjumpa setiap hari sesering yang kita mau?

Tetaplah menjadi lelaki hebat untuk keluargamu...
Tetaplah menjadi lelaki hebat yang selalu aku kagumi...
Dan...
Maukah jika kelak kamu pun akan selalu menjadi lelaki hebatku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar